TERHANGAT

Selamat datang, Sobat! Jangan malu-malu untuk baca, komentar, dan share ya. Semoga coret-coretan ini bisa bermanfaat ya. Salam kenal. :)

“(Allah bersumpah dengan ciptaannya) dan demi jiwa serta penyempurnaan ciptaannya. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan kedurhakaan dan jalan ketaqwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”. (QS.91:7-10)

Selasa, 22 April 2014

Progresif!

Padahal kita yang selalu bertekad untuk jauh dari kejumudan (kebekuan akal). Bahkan dalam tiap deklarasi dan do’a selalu disampaikan. Kadang dinamika yang ada membuat kita tenggelam dalam satu stagnasi yang susah dimengerti.
Kadang kalau tak kuat-kuat menahan nafsu, bisa juga kita tergoda dengan segala rayuan setan. Bukan cuma rayuan berbuat dosa. Tapi rayuan untuk malas berbuat kebaikan, sekecil apapun. Rayuan untuk malas melakukan kerja-kerja kecil yang baik dan membaikkan. Rasa malas menjadi musuh bersama.
Seringnya kalau kita coba telisik, kepuasan kadang mengantar kita pada zona nyaman. Hingga akhirnya kita jadi merasa tak perlu berbuat lebih baik dari sebelumnya. Begini-begini saja tanpa kita sadari. Kita terjebak pada kata biasa yang menghalangi kita dari luar biasa.
Sebenarnya sudah lekat dalam ingatan seuntai kata mulia garis hidup para nabi bahwa hari ini lebih baik dari kemarin dan esok lebih baik dari hari ini hendaknya. Maknanya adalah apapun kondisinya tetaplah harus memiliki visi yang dalam dan jauh ke depan, serta diikuti dengan kerja-kerja yang progresif. Tak luntur semangat oleh derasnya hujan dan teriknya matahari, atau hanya sekedar cuaca yang biasa-biasa saja. Kita harus tetap menjadi pendaki yang pelaut yang tangguh dan pendaki yang mantap pijakannya.
Lemah, tak boleh lemah! Lelah, tak boleh menyerah. Jika tak bersusah payah, apa namanya? Manja! Bukan tekad baja namanya. Lalu buat apa kita ada jika hanya begini-begini saja dan mudah kalah?
Karena kita tercipta spesial, maka renungilah bahwa hidup yang sekali di dunia harus dijadikan berarti! Jelas disini berlaku hubungan sebab akibat. Untuk mencapai kecemerlangan, ada harga yang harus dibayar. Relatif. Jika murah, bisa jadi hanya dapat permata imitasi. Jika mahal, jelas didapat yang intan permata yang berkelas. Harga ini yang kita namakan perjuangan dan pengorbanan.
Akumulasi dari terkurasnya tenaga, pikiran, waktu, dan materi, inilah yang menjadi harga berbanding lurus dengan keberhasilan. Mau berhasil? Sungguh-sungguh dan bersusah-payahlah! Meski berderai air mata, bersimbah peluh, beribu luka, lihatlah gerbang kemenangan telah menganga di depan sana!
“Kita yang menganggap orang lain terlalu keras usahanya, atau kita yang sebenarnya kurang optimal?” -ICS

0 komentar: