Menyapa Aurora
Memandangi aurora yang anggun berkata pada malam
Di malam sejuta bintang tersenyum pada semesta
Di malam ketika cahaya rembulan datang temui pungguk
Aurora menampakkan kibaran anggunnya
Buatku tertegun tanpa gumaman, dalam.
Aku tegak sendiri di tengah rerumputan yang ramah bergoyang
Mencari tempat paling tinggi ‘tuk menggapai auroraku, meski hanya ujungnya
Aku hanya bisa tersipu oleh parasnya
Aku hanya terbata menjawab sapanya
Aku hanya bisa menunduk dari tatapannya yang dalam
Aku hanya bisa diam memandangi sikapnya
Aku hanya bisa menggores tinta di atas kertas dan tengadah tangan untuk menjaganya
Aurora membuatku tak kuasa
tak mampu bergerak, tak berkutik aku
Seperti aku tersihir pesonanya
Dan berlutut
Kan kucari temali yang menggantung ke pangkal langit
Kan ku tapaki ribuan anak tangga
Kan kudaki puncak gunung tertinggi
Kan ku bersamai kepakan sayap burung
Hingga jelas hadirnya auroraku
Dengan halus kubuka lembaran buku harianku
Di dalam aurora menghiasi
Aurora yang selalu tinggi, elegan dalam anggunnya, santai dalam lakunya
Disini tinggal aku di daratan, yang memandangi, dan mendaki
siapakah aurora mu?
BalasHapus