TERHANGAT

Selamat datang, Sobat! Jangan malu-malu untuk baca, komentar, dan share ya. Semoga coret-coretan ini bisa bermanfaat ya. Salam kenal. :)

“(Allah bersumpah dengan ciptaannya) dan demi jiwa serta penyempurnaan ciptaannya. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan kedurhakaan dan jalan ketaqwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”. (QS.91:7-10)

Minggu, 27 Oktober 2013

Mau Jadi Bintang, Kunang-kunang, Apa Black Hole? *tulisan di dinding kamar

Ceritanya saya lagi ga bisa tidur. Kangen rumah, banyak masalah, banyak amanah, kepala pengen pecah, uneg-uneg pengen tumpah. Malam ini saya kepikiran sesuatu. Tentang bagaimana kita memandang hidup dan diri kita. Tentang bagaimana kita punya tujuan akan masa depan kita. Intinya kita mau bagaimana dan jadi apa.
Judul tulisan saya ini “Mau jadi black hole, kunang-kunang, apa bintang?” maksudnya apa, sih? Ini cuma renungan saya saja. Kalau ada baiknya bisa kita ambil dan simpan dalam kepala, lalu terapkan lewat raga.

Mertuanya Ali bin Abi Thalib ra pernah berwasiat. Eh, tau ga siapa mertua Ali? *hehe. Beliaulah Rasullullah, Muhammad SAW. Wasiatnya begini *catet*, Khairukun Afa’ahum Linnas, Sebaik-baik kalian adalah yang paling bermanfaat kepada sesama. Kira-kira begitu. Maaf kalau transliterasi Arab-Latin sama terjemahannya kurang pas, maklum, Cuma setahun belajar bahasa Arab di SMA. Baru kenal ‘huwa’, ‘huma’, ‘hunna’, ‘hum’, doing, sih.
Ini kaitannya dengan visi yang kita bawa dalam hidup kita. Bukan berarti pas kita lahir dari Rahim ibu kita *jebret* terus kita sampein visi-misi kayak orang kampanye, bukan. Tapi selayaknya, untuk bisa dibilang kita hidup sebener-bener hidup, kita harus punya sesuatu yang diyakini, dipegang dalam hidup, jadi prinsip, yang otomatis itu semua juga perlu tujuan.

Bicara manfaat, jelas kita sepakat, bahwa orang paling baik itu ya yang paling bermanfaat. Nah, pertanyaannya sekarang tujuan hidup kita sama manfaat diri kita sudah sinkron belum, sih? Sudah bener-bener punya dan jadi tujuan belum, sih? Sejauh dan sekuat apa tujuan kita? Jawabnya ada pada hati dan karya-karya kita. Monggo dijawab.

Lihat bintang. Matahari salah satunya. Anak SD juga tau. Dengan solar cell, energi matahari bisa jadi listrik. Matahari jadi sumber energi di bumi. Fotosintesis *duh, hampir lupa sama kata ini, 3 tahun lebih ga ngejamah Biologi tercinta* ambil energi dari matahari. Singkat cerita matahari dan bintang ini punya manfaat besar sekali. Menggerakkan kehidupan, menginspirasi gerak-gerak kehidupan. Nah, mau jadi bintang? Manfaatnya besar banget. Dia juga tampak tepat di atas kepala manusia seluruh dunia. Bahkan berbagi keindahan lewat lidah apinya di kutub utara dan selatan berupa aurora yang memesona. Tapi dia ga kufur, ga sombong, ga songong. Dia tetap melaksanakan titah Tuhannya. Berputar, reaksi fusi, gerak semu, dan lain-lain.

Lihat juga kunang-kunang. Ilmu kunang-kunang ini saya ambil dari keluarga Forum Indonesia Muda. Bangga bisa jadi bagian dari FIM *J*. Untuk bermanfaat, ga harus jadi bintang atau matahari yang selalu tampak, bahkan sangat besar di mata manusia. Jadi ada namanya pahlawan di jalan sunyi. Itulah kunang-kunang. Bercahaya, menerangi, tapi tak banyak orang tau. Justru keikhlasannya di sini lebih terjaga. Pengen deh jadi kunang-kunang. Mau?

Tapi jangan seneng dulu. Perkenalkan, ada yang namanya Black Hole atau lubang hitam di langit sana. Katanya sih bintang mati, terus jadi hitam dan menyedot segala yang ada di sekitarnya. Ngeri kali. Artinya kalau kita analogikan, bukannya memberi, tapi malah meminta, bahkan memaksa *menyedot*. Bukan cahaya, eh malah gelap. Kamu mau jadi seperti black hole? Na’udzubillahi min dzalik.
Ya, bisa jadi bahan renungan untuk kita semua. Kita mau seberapa manfaat diri kita. Mau jadi seperti bintang, kunang-kunang, apa black hole?
*tulisan ini dibuat bukan untuk mengingkari manfaat yang pasti ada dari black hole, karena Allah menciptakan sesuatu itu pasti ada tujuan dan manfaatnya. Maaf ya, black hole.

Tembalang, 27 Oktober 2013.

0 komentar:

Rabu, 23 Oktober 2013

Ada yang menarik dari tweetnya @udayusuf (*


@udayusuf? Saya cukup kenal dengan beliau. Di tahun pertama saya jadi mahasiswa beliau pernah datang ke Undip. Saya pernah berbincang dengan beliau. Bahkan waktu itu saya juga dikasih buku tulisan beliau. Hehe
Beliau beberapa waktu yang silam adalah Presiden Mahasiswa KM ITB. Setahun kemarin beliau adalah sekjen PPI Belanda. Yang penasaran, bisa lihat video beliau disini http://www.youtube.com/watch?v=Pl7zUd1iZPg.

Ada hal yang menarik nih temen-temen, terkhusus untuk anak-anak BEM. Perlu dan patut jadi renungan. Bahkan bukan sekadar renungan, tapi juga cambuk untuk berubah dan terus bergerak. Beliau dalam tweetnya mengkritik BEM ITB. Tapi secara umum hampir sama sepertinya dimana-mana. Ada nilai yang berubah dan hilang.

Sebelum saya kutipkan tweet beliau, ada hikmah yang bisa kita ambil dari sini. Bahwa BEM harusnya bukan lagi sekadar fokus pada pelayanan. Tapi juga gerakan. Kalau hanya pelayanan kan sudah ada HM. Kalau bicara pelayanan, jelas ga ada habisnya. Malah saya sekarang bertanya-tanya, pelayanan kongkrit apa sih seharusnya? Bukankah yang sudah kita lakukan selama ini sudah pelayanan? Dan memang seperti itulah. Jangan ciut dan melemah hanya karena kerja-kerja kita kurang diapresiasi dan lebih banyak kritik. Karena memang sudah lumrahnya begitu. Justru dengan kritik itu kita bisa lebih cepat berbenah. Kita jawab kritik itu dengan kerja.

Ga akan ada habisnya kalau bicara pelayanan. Sebab semua orang jelas ingin dilayani dengan sempurna, tanpa cela. Jelas, langkah kita masih dan terus mengarah kesana. Tapi ada satu titik kritis yang harus segera kita benahi. Tentang gerakan kita sebagai BEM. Salah satu yang saya amati adalah, pisau kita begitu tumpul dengan yang namanya kebijakan, baik kampus, daerah, dan nasional. Ga melulu ngomongin politik. Ngomongin sosial juga. Ngomongin pesan-pesan dan nilai-nilai yang kita bawa untuk disebarluaskan dan membangun opini khalayak juga.

So, ke depan, buat pengurus tahun depan, buat anak-anak BEM tahun ini, buat semua yang peduli dengan BEM, ga harus anak BEM. Ini bisa jadi renungan dan cambuk untuk bergerak.

  • saya dengar mereka cuma duduk duduk aja refleksi gitu di kampus. itu mah bisa tiap malam dilakukan. alasannya sih 'pencerdasan' dan UTS. ah!

  • dulu saya ada kali 30an kali aksi selama setahun di keluarga mahasiswa itb. anan-anak sekarang males ya turun ke jalan.

  • generasi berubah. zaman berubah. pola aktivitas pun juga berubah.

  • pait ya kalau BEM udah cem EO aja. mau gimana masa depan Indonesia hehe

  • kalau BEM cuma jadi EO, ganti aja namanya jadi Organisasi Mahasiswa Intra Kampus (OMIK). nah itu lebih cocok lah.

  • karena pemimpinnya mungkin terlalu banyak bergaul sama generasi tua. jadi deh sok sokan berhati-hati dan gak mau main di jalan

  • emang sih almamater jadi wangi kalau di pakai untuk hadiri acara, makan malam, atau sekedar acara menanam pohon di pinggir jalan

  • nah tapi kan mahasiswa perlu mikir juga apa sih pola pergerakan yang hanya cocok dan bisa dilakukan oleh mahasiswa. ya lakukan itu aja

  • jadi gerakan mahasiswa itu setidaknya meliputi dua hal :sosial dan politik. lainnya? itu cuma pelengkap. strategi untuk menghimpun massa aja

  • lalu gimana dengan urusan IPK dan penelitian?itu mah emang kewajiban jd mahasiswa.gak perlu pakai BEM hehe.udah sewajarnya mahasiswa belajar

  • emang kalau ngurus sosial politik , IPK mahasiswa jd jeblok. tengok tuh bang @FaldoMaldini si tukang nutup stasiun aja bisa ke UK S2

  • liat juga tuh si akang @rihandaulah yg kerjaan bikin release demo, orasi dengan toa.. eh sekarang terdampar di TU Delft. pinter kan doi

  • jadi , gak ada korelasinya antara mahasiswa peduli bangsa dengan IPK. tidak terbukti mitos itu hehe

  • udah #bubarinBEM aja lah . . kalau cuma bisa jadi EO. sewa aja EO profesional , dan mahasiswa cukup jd peserta. gak perlu buang2 waktu

  • kita lihat lah perkembangan beberapa pekan kedepan, kalau masih lembam. kita buat gerakan #BubarinBEM ajalah.

  • udah di bubarin aja semua BEM. udah lembam. ganti jadi OMIK (organisasi mahasiswa intra kampus) #BubarinBEM

  • mahasiswa jangan cuma duduk duduk aja di kelas dan nongkrong di lab. perbanyak tuh duduk diskusi bangsa, nulis yang banyak ttg Indonesia

  • mahasiswa tuh kurang apa sih, kampus nyaman, fasilitas lengkap. tinggal mikirin bangsa aja ribet bener. pake berkilah belum cerdas lah

  • udah #BubarinBEM aja lah. ngapain tiap tahun gontok2an karena calon presiden nya kalah. cuma buat jadi bos EO kampus doank hehe

  • coba deh , satu kampus, #BubarinBEM setahun aja. pasti gak ada dampaknya. sama aja buat kehidupan mahasiswa. kenapa? krn BEM emang lembam

  • karena kelas menengah ngehe makin banyak, BEMngehe juga makin banyak jadi nya deh hehe udah #BubarinBEM ajalah ya. semua kampus

  • tahun ini gw ngomong #BubarinBEM , jangan sampai 3 tahun lagi gw ngomong #BubarinPPI wkwkwk

  • sekarang gw mau tanya, apa manfaat BEM buat kamu ? ada gak? #BubarinBEM

  • itu mahasiswa sekarang kok gak keras yee. lembut bener sama pemerintah. jadilah pemerintahnya suka suka jidad kelola negeri.

  • world class university harusnya juga ada kriteria mahasiswa nya peduli akan isu sosial politik bangsa :-) hehe

  • Pengurus BEM cuma jadi budak proker aja #BubarinBEM

  • Pengurus BEM pengecut sama MPM/Kongres, takut di kasih memorandum dan dan diturunin. #BubarinBEM

  • gerakan BEM cuma ecek-ecek, basa-basi, gak berisi, jago bikin acara kayak anak SMA hobi buat Pensi. ckck #BubarinBEM

  • dulu aja kite-kite galak smaa pemerintah, pemerintahnya masih kacau. apalagi kaalu sekarang mahasiswa nya duduk manis hehe kasus lah yee

  • Pengurus BEM cuma demen bikin rancangan garis besar, rencana - rencana abstrak. tapi gak membumi dalam gerakan #BubarinBEM

  • kok pada kesel sama gw sih? kalau mau protes ya ke BEM masing-masing donk. elo pengurus BEM? coba refleksi deh. jgn esmosi getho

  • Gw ekstrim? kalau gw aja ekstrim berarti eloh belum kenal apa itu pergerakan. gw masih dikenal lembut padahal dalam bergerak hehe


Berbenah internal harus. Tapi jangan lupa eksternal. @udayusuf bilang jangan takut sama DPM/kongres mahasiswa. Jelas. Ga ada alasan untuk takut. Ga usah gusar hanya karena nilai LPJ. Ga usah gusar hanya karena LPJ diterima atau ditolak. Ga usah gusar bakal dibekuin atau enggak. Bukan itu point nya dari aktivitas kita di ormawa. Kita tau sendiri seperti apa lembaga legislatif di kampus kita. Pengawasan, terus LPJ. Sudah. Budgeting, terus ACC, pencairan. Sudah. Advokasi, begitu. Aspirasi, gitu juga. Nah, selain berbenah ke dalam BEM. Yuk kita bantu rekan kita juga. Minimal ada kritik dan saran yang juga kita berikan. Karena kita #BerkaryaMenginspirasi. #Berkarya apa saja, dimana saja, kapan saja. #Menginspirasi semua.

*buru-buru nulisnya, menjelang UTS melanda. haha

1 komentar:

Kamis, 17 Oktober 2013

Naive

Kalimat "politik itu kotor" terlalu naif. Sangat tipis perbedaannya antara peduli dan tak ingin peduli. Politik itu bisa kotor, bisa juga bersih. Sebagaimana sepakbola di negeri ini yang penuh kemelut. Saya pun begitu, enggan dekat-dekat dengan yang kotor. Yang bersih, itu yang kita inginkan. Tak akan terwujud tanpa usaha. Bergerak atau mati?

0 komentar: