TERHANGAT

Selamat datang, Sobat! Jangan malu-malu untuk baca, komentar, dan share ya. Semoga coret-coretan ini bisa bermanfaat ya. Salam kenal. :)

“(Allah bersumpah dengan ciptaannya) dan demi jiwa serta penyempurnaan ciptaannya. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan kedurhakaan dan jalan ketaqwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”. (QS.91:7-10)

Minggu, 24 Februari 2013

Komunikasi, Cinta, dan Ukhuwah Islamiyah: Materi Tashiru Rohis Ar-Rabbani Smansa Tuja


Alhamdulillah dapet kesempatan untuk upgrade kapasitas nih pas liburan. Rencana Allah selalu luar biasa. Ari Susanto, Reza Arief Fauzan; dua adik kecil dengan kapasitas besar yang berani dan berkeinginan kuat untuk berkembang. Bangga deh sama kalian. Mereka yang menjadi perantara Allah untuk merecharge semangat lagi dengan bertemu dan diskusi bersama adik-adik di Rohis Ar-Rabbani SMA Negeri 1 Tumijajar. Siang itu, Rabu, 13 Februari 2013, di ruangan yang dulu kita sebut ruangan aula atau kemudian kita lebih akrab dengan sebutan kelas XI IPA 1, berkumpullah wajah-wajah ceria yang mewarnai ruangan penuh cerita ini. Sejujurnya ketika saya kembali ke tempat ini, ke tanah ini, langkahku jadi lebih memburu, tulang punggungku jadi lebih merunduk. (#jangandipikirinparagrafini)
Reza, Ari, dan saya, membawakan sebuah diskusi yang sangat menarik dan relevan buat adik-adik insyaallah setelah sebelumnya dilakukan riset kecil-kecilan tentang materi apa yang perlu kami sajikan. Ukhuwah, yang turunannya adalah komunikasi dan cinta.
Slide #1 #2 #3
Ini adalah penegasan tentang tujuan adik-adik semua: mau belajar, sukses, berkembang, cari jodoh, ikut-ikutan, dan lain sebagainya. Ataukah kita akan termasuk ke dalam orang-orang yang celaka sebab tujuan tak jelas dan setiap harinya semakin buruk.
Slide #4 #5
Sebuah analogi tentang jalan yang harus kita lalui dimana di ujungnyalah terdapat tujuan. Dan di sekitar jalan itu terdapat beragam macam godaan yang sewaktu-waktu akan datang tanpa diundang, akan memburu tanpa dipancing. Godaan yang beragam itu dapat menggagalkan perjalanan kita, atau memperlambat laju perjalanan. Maka baiknya sekali lagi kenali lagi dengan sangat apa yang menjadi tujuanmu, jalan mana yang kau tempuh, dan pekalah terhadap godaan-godaan yang muncul.
Nah, yang kami identifikasi godaan-godaan dalam masa remaja, organisasi, dan dakwah, itu di antaranya ada pada ukhuwah yang terjalin, bagaimana komunikasinya, dan seperti apa cara cinta hidup di tengah-tengah perjalanan. Nah lho, ada cinca yang bakal dibahas.
Slide #6 #7 #8
Ada beberapa hal yang  prinsip banget yang harus disepakati sebelum diskusi berjalan lebih jauh untuk menyamakan frame.
       Kita adalah anak-anak muda terpelajar
       Kita adalah anak-anak muda Muslim
       Kita adalah anak-anak muda yang jatuh cinta kepada Islam hingga kita menyatu dengan Islam seutuhnya dan mendedikasikan kehidupan kita untuk Allah dan kejayaan Islam
       Kita adalah da’I, sebagaimana tertulis dalam QS. An-Nahl: 125
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya. Dan Dia-lah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125)
Oke kita sepakat, ada satu orang saja yang tidak sepakat, diskusi berhenti. Titik. Alhamdulillah semua sepakat. J
Setelah itu kita sama-sama menyadari bahwa konsekuensi dari empat poin itu adalah kita akan menjadi contoh, teladan, dan sorotan. Perbuatan kita akan dilihat banyak orang. Alhamdulillah ketika kita melakukan kebaikan kemudian dicontoh, maka pahala yang akan dipanen. Akan tetapi jika kita melakukan kasalahan atau sesuatu yang tak baik, kemudian kita menjadi pembenaran untuk adik-adik kita dan orang lain. Ini yang bahaya. Sebab yang saya lihat selama ini, ini yang terjadi. Apa yang kita lakukan akan diikuti oleh generasi setelahnya. Bisa jadi karena disangka itu keren, fresh, dan lain sebagainya. Dan beratnya pertanggungjawaban atas itu semua. #astaghfirullahuntukdosamasalalu
Perubahan dan perbaikan. Kita yang harus memulai! Ingatlah bahwa kita adalah ummat terbaik, seperti firman Allah swt:
“Kamu adalah ummat terbaik yang diturunkan kepada manusia. Mengajak kepada yang ma’ruf. Mencegah dari yang mungkar.” (QS. Ali Imran: 110)
Tentang ayat ini, seperti apa sih manusia terbaik itu? Diriwayatkan Imam Ahmad, Rasulullah pernah ditanya begitu. Apa jawab Rasulullah saw? Jawab beliau begini:
”Manusia yang terbaik ialah yang paling pandai membaca Al-Qur’an dan paling bertakwa di antara mereka kepada Allah, serta paling gencar dalam melakuka amar makruf nahi munkar terhadap mereka, dan paling gemar di antara mereka dalam berslilaturahmi.”
Ayat ini maknanya mencakup semua ummat ini dalam tiap generasi, dan sebaik-baik generasi adalah orang-orang yang Rasulullah saw diututs di kalangan mereka, kemudian setelahnya, dan setelahnya.
FYI nih, dalam sebuah hadits qudsi juga disampaikan kalau Allah Swt pernah berfirman, “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan mengutus sesudahmu suatu ummat yang jika mereka mendapatkan apa yang mereka sukai, maka mereka memuji-Ku dan bersyukur kepada-Ku. Dan jika mereka tertimpa apa yang mereka tidak sukai, maka mereka ber-ihtisab (mengharapkan pahala Allah) dan bersabar, padahal tidak ada kesabaran dan tiada ilmu.” Isa bertanya, “Wahai Tuhanku, bagaimana mereka dapat berbuat demikian, padahal tanpa sabar dan tanpa ilmu?” Allah swt berfirman, “Aku beri mereka sebagian dari sifat sabar dan ilmu-Ku.”
Oke, next!
Slide #9
Nah, sekarang sudah jelas. Posisi kita dimana, sebagai apa. Ada pertanyaan nih. Sebenarnya Cuma penegasan saja. Kita yang merubah atau kita yang dirubah? Secara kita sudah tau kita siapa dan sudah tau kita ada di jalan menuju garis finish dimana banyak sekali godaan yang macam-macam.
Merubah atau dirubah?
Slide #10
Nah, waktu makin sempit, sebentar lagi ashar. Kita ngobrol masalah komunikasi dulu ya. Tiga kakak yang hadir bukan pakar komunikasi atau anak-anak jurusan komunikasi, tapi tiga kakak ini mau coba share tentang pengalaman dan ibrohnya buat temen-temen semua.
Berapa umur kita? Bisa dibilang kalau kita berada di usia yang sangat ‘lembab’. Ya! Ga kering, juga ga basah. Lembab! Alias labil. A-B-A-B-I-L. He he he. Di umuran segini lagi labil-labilnya. Ego cukup besar. Emosi berubah-ubah. Kadang lagi gandrung sama A, kadang lagi gandrung sama B. Kadang suka ini, kadang suka itu. Ya taulah labil itu yang gimana.
Terus, kadang-kadang ada selek. Antar sesama teman. Antar sesama pengurus OSIS atau Rohis. Atau satu geng, satu eksrakurikuler, atau satu halaqah. Tapi tapi tapi, tapi itu wajar kok. Kita masih belajar kan? Belajar bagaimana bisa jadi teman yang baik. Belajar bagaimana bisa jadi sahabat yang baik. Belajar bagaimana bisa jadi organisatoris yang baik. Nah, orientasinya itu belajar. Karena belajar, jadinya wajar. Segera ambil pelajaran yang ada. Pasti ada hikmahnya.
Kita belajar supaya bisa jadi manusia yang dewasa. Dewasa itu bukan masalah umur. Tapi masalah sikap. Masalah apa yang ada di otak dan hati kita plus outputnya bagaimana. Itu dewasa.
Pendidikan itu kan untuk memanusiakan manusia. Jadi lebih bertaqwa, lebih arif, lebih dewasa, lebih bersahaja, lebih bermanfaat, dan lebih manusiawi. Jadi, salah satunya disini supaya kita bisa belajar komunikasi lebih baik.
Perbanyak merenung. Bukan bengong. Untuk evaluasi diri kita sendiri dan perencanaannya ke depan mau bagaimana. Kalau ada masalah. Coba direnungin dalam-dalam. Harus berani untuk mengevaluasi diri sendiri. Kalau kita salah, jangan malu untuk minta maaf dan memperbaiki. Siapa pun bisa salah. kita bukan superman, bukan batman, apalagi nabi. Kalau kita benar, benarnya kita bukan untuk menyalahkan yang salah. Harusnya kita membuat yang salah itu jadi benar dengan (baca: memperbaiki, menasehati) cara yang paling baik.
Coba deh renungin. Yang paling baik itu bukan yang paling bisa membuktikan bahwa dirinya benar dan yang lain salah. tapi yang paling baik adalah yang mampu membuat yang salah itu jadi benar (baca: memperbaiki, menasehati, etc) dengan cara yang paling baik dan elegan.
Slide #11
Percaya deh kalau kamu bisa komunikasi dengan baik. Ada beberapa tips nih.
·         Care & Respect. Peduli dan menghargai ini perlu dijunjung tinggi. Penting banget soalnya. Jadilah pribadi yang care dan respect ya! Rasulullah itu kalau berbicara dengan orang lain, beliau menatapkan matanya sepenuhnya, beliau menghadapkan badannya sepenuhnya.
·         Berikan dan perlihatkan perhatian kita kepada orang lain. Nyatakan senyata-nyatanya dalam sikap kita. Ga perlu malu-malu.
·         Optimis dan bergairah. Optimisme itu bisa terpancar dari sorot mata dan tutur kata. Bahkan gerakan anggota tubuh kita.
·         Rendah hati kepada setiap orang. Penampilan, sikap, tutur kata kita, musti jadi perhatian kita nih. Kalau di SMA, bagaimanakah sikap kamu ke OB atau tukang kebunnya?
·         Laa taghdhab! Jangan marah ya! Kalau marah, segera isti’adzah. Kalau tidak bisa, segera duduk, atau berbaring. Insyaallah amarahnya reda. Kalau tidak bisa juga, berwudhulah!
·         Pelajari sihir memikat hati (=senyuman J). Senyuman adalah sedekah. Percaya ga dengan senyuman kita bisa mengguncang dunia?
·         Berpenampilanlah yang menarik!
·         Kuasai seni berbicara! Berbicara ada seninya. Coba deh buka-buka buku tentang seni berbicara. Atau searching di internet. Atau coba renungkan gaya-gaya bicara yang baik dan enak menurut kita. Aplikasikan di diri kita.
·         Tapi sebelum itu, pelajari seni mendengar dan menyimak. Komunikator yang baik itu bukan pembicara yang baik. Tapi sebelum itu dia adalah pendengar yang baik.
·         Silahkan dicoba. J

Slide #12
Kita masuk ke sesuatu yang ditunggu-tunggu nih. Love. C-I-N-T-A. Bilang w-o-w dulu dong.
Wooooooooowwwwww!
Siapa yang ga seneng dikagumin dan diperhatiin? Semua seneng. Manusiawi kok. Cinca, eh cinta. Cinta itu apa definisinya? Cinta adalah cinta. Cinta hanya butuh kata cinta itu sendiri untuk mendefinisikan dirinya sendiri. Weleeeeeeehh….
Cinta itu wajar. Tapi bukan diwajar-wajarkan. Maklum. Tapi bukan dimaklum-maklumkan. Justru yang jadi masalah kalau dia ga merasakan yang namanya cinta. Segera beli obat ke apotik terdekat. Kalau setelah 24 jam ga ada perubahan, hubungi dokter! Catet nih: Inget siapa kita, tujuan kita, posisi kita, dan inget batasan dan rambu-rambunya!
Disini kita tidak bicara apakah pacaran itu halal atau haram. Udah basi. Dan kita pun tau bahwa pacaran “tidak dilarang”. Yang dilarang itu mendekati zina. Nah, segala sarana, media, dalam bentuk apapun yang sewaktu-waktu bisa mengantarkan kita kepada zina, jelas dilarang. Zina mata, zina hati, zina telinga, zina kemaluan, zina jari(SMSan).
Disini kita bicara tentang prinsip yang di awal sudah kita sepakatin. Baca lagi dah. Gigit prinsip itu kuat-kuat dengan gigi geraham.
Jangan persempit makna hanya ke dalam hubungan antara dua makhluk yang tak berdosa dan saling berjanji saling setia (kadang-kadang selingkuh…haha). Bicara soal cinta, kita juga bicara soal ukhuwah. Ukhuwah itu ikatan hati karena kesamaan akidah. Kita bersaudara dalam naungan cinta-Nya. Kita bercinta di atas sajadah cinta-Nya. Ukhuwah itu, talinya adalah akidah, dan singgasananya adalah cinta. Cocwiiiitt. Mencintai dengan cara yang baik, yang diridhai Allah. Supaya barakah. Supaya dirahmati Allah. Bukan dilaknati. Bisalah bedain antara cinta dengan nafsu.
Disms sama si dia yang ganteng/cantik/pinter, terus kita girangnya bukan kepalang. Ini cinta apa nafsu? Relatif kok. Wajar kok. Tapi ya inget lagi kesepakatan kita di awal. Tapi ya bukan berarti diwajar-wajarin.
Fisik kita sempurna. Akal kita sempurna. Bisa dong bedain mana yang yes atau no. Jadi godaan/hambatan atau tidak, kita pasti ngerti. Tegas!
Slide #13
Dalam Ukhuwah Islamiyah kita ibarat satu tubuh. Satu sakit, semua merasakan sakit yang sama. Satu sakit, yang lain menjadi obat. Ukhuwah Islamiyah itu saling menguatkan. Saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Saling mencintai secara layak dan baik.
“Tiada sempurna keimanan seseorang di antara kalian sehingga ia mencintai saudaranya (sesama muslim) sebagaimana ia mencintai dirinya” (H.R Bukhari & Muslim)
With all the love and pride.
Reza, Ari, Taufik

0 komentar: