TERHANGAT

Selamat datang, Sobat! Jangan malu-malu untuk baca, komentar, dan share ya. Semoga coret-coretan ini bisa bermanfaat ya. Salam kenal. :)

“(Allah bersumpah dengan ciptaannya) dan demi jiwa serta penyempurnaan ciptaannya. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan kedurhakaan dan jalan ketaqwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”. (QS.91:7-10)

Selasa, 23 Oktober 2012

LKMM Madya di Tengah Sorotan


                              
                Pengembangan sumber daya manusia dalam dunia kampus khususnya mahasiswa sangat penting untuk diberikan perhatian lebih dan dijalankan dengan sebaik-baiknya. Kita semua sepakat dalam sesuatu yang setia kita sebut kampus ini terdapat ribuan bahkan ratusan ribu manusia dengan beragam bidang keahlian serta potensi yang bisa dikembangkan. Untuk membentuk manusia Indonesia yang sempurna tidak cukup hanya dengan proses akademik saja. Harus melihat dan mengembangkan segala potensi yang ada.
                “Berikan aku 1000 orang tua, maka akan kucabut Semeru dari akarnya. Tapi berikan aku 10 pemuda, maka akan kuguncang dunia.” –Ir. Soekarno
Seperti itulah ilustrasi yang sangat tepat untuk menggambarkan amat besarnya potensi yang terdapat pada diri pemuda khususnya mahasiswa. Sangat disayangkan jika potensi ini terabaikan atau bahkan tak tersentuh. Maka, gagasan yang dibawa tulisan ini adalah perlunya pola pengembangan sumber daya mahasiswa yang efektif serta dinamis untuk memenuhi tuntutan zamannya.
                Menyoroti pola pengembangan sumber daya mahasiswa di Universitas Diponegoro, apa yang sudah diterapkan sangat perlu diapresiasi. Sudah cukup baik konsepnya. Sudah banyak event berupa seminar, training, workshop, dan forum dengan berbagai tema yang beragam seperti leadership, manajemen organisasi, riset dan teknologi, dan entrepreneurship. Event-event ini selelu ada tiap tahunnya. Semakin kesini kesadaran akan pengembangan SDM semakin meningkat.
                Dan bicara tentang alur kaderisasi baku, ini pun sudah disepakati dan diterapkan. Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB), LKMM Pra Dasar, Leadership Training, LKMM Dasar, dan LKMM Madya. Masing-masing jenjang diperuntukka untuk mahasiswa tingkat tertentu, dari PMB untuk mahasiswa baru hingga LKMM Madya untuk mahasiswa tahun ketiga. Tiap jenjang ini ada adalah untuk mempersiapkan mahasiswa yang telah diseleksi untuk naik dan memimpin di jenjang berikutnya. Kita semua tahu bahwa pemimpin itu tak lahir sekonyong-konyong, tapi ia dipersiapkan, agar tak putus rantai perjuangan yang telah dibangun.
                Secara keseluruhan semua jenjang sudah terlaksana dengan cukup baik. Tapi tulisan ini hendak sedikit saja memberi masukan dan kritik halus tentang pelaksanaan LKMM Madya yang sedang berlangsung saat tulisan ini dibuat. *karena taka da laptop dan modem, maka belum dipublish kemarin*. Taka da maksud lain kecuali hanya ingin kebaikan dan pengembangan yang dinamis untuk LKMM Madya berikutnya.
                Hotel di tengah semilirnya angin Bandungan dengan fasilitas spring bed yang empuk, televisi, dan air panas, hall yang cukup luas, coffee break tiga kali sehari, makan tiga kali sehari; dan ini semua adalah fasilitas yang didapat oleh peserta. Tentu ini sangat baik dan perlu dipertahankan sebab ini memberikan kenyamanan dan menyokong peserta mengikuti dan menyerap semua materi yang disampaikan dalam LKMM Madya 2012 ini.
                Namun di sisi lain ada beberapa catatan yang perlu diperbaiki ke depannya. Pertama, penyelenggaraan LKMM Madya dan sosialisasi serta seleksinya sangat mendadak sehingga kesannya penyelenggara dalam hal ini rektorat terkesan terburu-buru atau mengejar sesuatu. Ini yang terjadi pada tiap fakultas, sosialisasi, pendaftaran, seleksi, dan pelaksanaan LKMM Madya 2012 selesai hanya dalam satu pecan, lebih tepatnya enam hari. Poin pertama ini terlepas dari persiapan acara, pemandu, dan lain sebagainya.  
                Kedua, management event dari penyelenggara terkesan kurang professional. Pasalnya banyak hal yang menguatkan argument kedua ini. Tampak dari timing yang mundur dari rundown acara, pembagian tugas serta perlengkapan acara yang kurang siap dan detil—peserta bisa mengamati. Padahal inti dari LKMM Madya ini adalah ‘keterampilan manajemen’. Ironis rasanya, kita mengajari manajemen, tapi ada yg kurang siap dari manajemen kita. Banyak komentar yang muncul dari para peserta bahwa management event dari event-event yang mereka gawangi seperti LKMM PD, LT, hingga LKMM Dasar, masih lebih baik dari yang sekarang, meskipun dengan dana minim. Saya sepakat dengan ini. Hal ini sangat perlu menjadi perhatian semua pihak untuk segera diperbaiki mengingat nama acara ini adalah ‘…keterampilan manajemen….’.
                Ketiga, dan ini yang paling penting, yakni konten materi. Secara general, materi yang disajikan mencakup pengembangan wawasan dan pengembangan sikap dan keterampilan. Dalam pengamatan penulis, dari 13 sesi materi dan diskusi hanya tiga sesi yang membahas karakter dan integritas bangsa. Selebihnya adalah mengenai manajemen organisasi.
                Tentang poin ketiga ini harus benar-benar mendapat perhatian dari banyak pihak. Pasalnya ini sudah turun temurun, bahkan slide presentasi yang sekarang pun sama denga tahun kemarin—komentar peserta LKMM Madya 2011 saat mendengar bahwa ada gambar tidak senonoh di slide. Permasalahan intinya bukan pada slide. Tapi lebih kepada konten dan apa yang disampaikan.
                Dalam ekspektasi peserta, pada level LKMM Madya ini peserta akan diajak lebih banyak untuk berpikir tentang peran mereka dan organisasinya dalam membangun Indonesia, berdiskusi tentang beragam pemikiran dan masalah. Tak sekadar membahas manajemen organisasi. Mayoritas peserta adalah tahun ketiga, sangat penting rasanya untuk segera diajak secara aktif memikirkan masalah bangsanya. Sudah saatnya pada tingkatan kaderisasi madya ini para mahasiswa memikirkan perannya untuk bangsanya.
                Hal ini bukan berarti bahwa konten manajemen organisasi tidak penting, dan bukan juga bahwa peserta sudah expert dalam hal manajemen organisasi. Tapi perkembangan zaman telah memberi ruang lebih kepada peserta untuk dapat belajar banyak tentang manajemen organisasi dalam waktu dua tahun yang sudah dilalui dengan beragam momen dan event yang ada. Seperti pembuka tulisan ini, bahwa hari ini sudah banyak event yang memberi semangat dan pemahaman tentang banyak hal, mulai dari organisasi dan leadership hingga entrepreneurship.
                Maka sangat bijak jika kita memahami realitas zaman hari ini. Zaman memiliki tuntutan lain dan lebih. Dan lebih bijak lagi jika kita melakukan ekspansi pada konten materi LKMM Madya di tahun berikutnya.
                Pernah pada satu sesi ada seorang peserta yang mencoba menyampaikan pendapatnya tentang konten materi yang sangat fokus pada manajemen organisasi. Tanggapannya adalah ‘kita beda perspektif’. Atau malah dijawab bahwa kurikulum standar dari dikti ya seperti ini—seperti pada buku biru yang dibagikan satu per satu itu.
                Nah, dalam pandangan penulis justru disinilah titik kritisnya. Kita terjebak dalam kotak. Kita sangat saklek terhadap aturan dan kurikulum. Tuntutannya adalah agar kita berpikir bukan lagi di luar kotak, tapi tanpa kotak. Kita bisa berpikir dan memutuskan sesuatu sesuai kebutuhan. Katakanlah lebih fleksibel. Permasalahannya LKMM Madya ini bukan untuk memenuhi laporan pertanggungjawaban saja, tapi memenuhi kebutuhan zaman. Konten materi penulis rasa masih bisa diperluas.
                Berdasar pada statement Ir. Soekarno di atas, dengan apakah beliau akan mengguncang dunia? Dengan pemuda yang lihai dalam skill manajerial organisasi dan analisis SWOTnya? Jelas tidak, tapi sebelum itu adalah pemuda yang kenal siapa dirinya, perannya, dan bangsanya.
***
                Sebagai penutup, tulisan ini tidak ditujukan kepada  personal. Tulisan ini hanyalah reaksi atas nama kepedulian. Tulisan ini sangat menghargai semua pihak penyelenggara terutama bagian minarik yang sangat baik dalam penyelenggaraan. Tulisan ini hanya ingin sedikit saja menyentuh hati dan pikiran pengambil kebijakan.

0 komentar: