Bisa saja kau!
Untuk manisku di belantara kutub yang berbeda
Kali ini kau membuatku menggigit jariku
Saat kau tunjukkan rasa bedamu
Kecupanmu tak lagi seperti dulu
Bahumu tak lagi nyaman buatku bersandar
Dariku yang mengagumimu,
Seperti duka kagum pada air mata
Awalnya perumpamanku seperti suka,
Hanya saja sorot matamu membuatku pilih duka dalam diksiku
Kita sama.
Langkah dalam kelana yang derapnya seirama.
Nyala semangat yang seperti api membara.
Membakar debu-debu yang halangi lelapang sahara.
Senyum pun menyimpan makna yang sama.
Hanya saja pagi ini saat kau bangunkanku dari tidur,
Kau menegaskan perbedaan yang telah kucoba samarkan.
Kau bakar kagumku jadi rasa serba rupa
Kau nyatakan itu sebagai kata hidupmu
Aku ingin melihat tapak kakimu
Yang menjejak atas perbedaan dari kutub-kutub yang ada
Dimana kau tetapkan perbedaan sebagai tempatmu berdiri dan kau mengaku bebas
Sementara kumengerti bahwa kau tak mengerti
Perbedaannya adalah aku berdiri pada sisi seberangmu
Dimana pijakanku adalah persamaan dari beragam kutub yang ada
Hingga aku mengerti bahwa aku tak layak menjadikannya semakin berbeda
Aku mencintai persamaannya
Sebab aku mengerti perbedaan adalah garis yang tak kan putus kalau bukan Dia yang memutus
Sedang kita, takdir terbaiknya adalah memperindah garis tersebut
Jawa, 19 Januari 2013
3 komentar: